Seberapa baik kemampuan anda menciptakan,
mengembangkan dan mempertahankan hubungan dengan orang lain? Seberapa
banyak konflik dengan orang lain yang tercipta baik disengaja maupun
tidak disengaja? Percayalah, kita semua membutuhkan komunikasi yang baik
untuk bisa berelasi dengan orang lain. Apakah anda atasan, bawahan,
suami, istri, dosen, mahasiswa atau siapapun anda, membutuhkan cara
berkomunikasi yang baik dengan orang lain.
Seberapa sering anda berbasa-basi dengan teman, namun kemudian
berubah menjadi perang argumentasi, debat kusir, bahkan perkelahian yang
berujung permusuhan. Seberapa sering anda sebagai seorang suami yang
"jujur” menyatakan ketidaksukaan pada masakan istri dan cara berpakaian
istri? Seberapa sering anda jika anda seorang suami yang awal mulanya
pacaran dulu dapat berbicara dengan sangat mesra pada pacar anda, namun
pada pernikahan tahun 3,4 atau 5 berubah menjadi suami sinis dan kasar
secara verbal kepada istri, dan berikutnya muncul konflik dalam rumah
tangga. Seberapa sering anda dimintai tolong teman, saudara atau atasan
namun sebenarnya anda tidak suka, tetapi anda sulit untuk menolaknya?
Seringkali kita tidak menyadari penyebab utama konflik yang kita
alami sendiri. Cara dan kemampuan kita berkomunikasi tanpa disadari
ternyata menjadi penyebab utama munculnya konflik antar personal.
Kesalahan dalam berkomunikasi menyebabkan tidak efektifnya komunikasi
sehingga terjadi salah persepsi yang berujung pada konflik.
B. EFEKTIFITAS BERKOMUNIKASI
Menurut teori komunikasi antar personal, efektifitas dalam berkomunikasi
tidak hanya ditentukan oleh apa yang kita sampaikan, tetapi juga
bagaimana kita menyampaikannya. Albert Meharabien menyebutkan dalam
FACTORS FOR SUCCESSFUL COMMUNICATION, efektifitas komunikasi ditentukan
oleh:
1. What We Say (7%), apa yang kita sampaikan.
2. How we say it (38%), bagaimana cara menyampaikannya.
3. Body Language (55%), gerak dan posisi tubuh serta ekspresi wajah.
Ini berarti tujuan yang baik tetapi disampaikan dengan cara yang
salah, hasilnya kemungkinan besar akan mengecewakan. Jadi jika setiap
ide atau keinginan anda telah dikomunikasikan namun seringkali hasilnya
tidak sesuai dengan yang anda harapkan, maka ubahlah cara anda
berkomunikasi.
C. PILIHAN CARA BERKOMUNIKASI
Cara kita berkomunikasi merupakan gambaran perilaku kita yang
sebenarnya. Walaupun perilaku itu sendiri bisa bersifat kondisional,
maka perilaku dalam berkomunikasi dikelompokkan menjadi 3 yang
didasarkan atas bagaimana seseorang menungkapkan kebutuhan dirinya
sendiri dalam berhubungan dengan orang lain. Berikut ini pengelompokan
perilaku dalam berkomunikasi*:
1. Komunikasi Agresif
2. Komunikasi Submisif
3. Komunikasi Asertif
PERILAKU AGRESIF
Seseorang yang berkomunikasi dengan cara agresif memiliki ciri:
a. Jujur dan terbuka, namun memiliki kelemahan dalam cara menyampaikan yang tidak tepat.
b. Cenderung memaksakan kehendak untuk bisa pandangan dan pendapatnya diterima.
c. Diliputi rasa marah dan cenderung menyerang dan menyalahkan lawan bicaranya.
d. Tujuan utamanya dalam berkomunikasi adalah mengalahkan dan menjatuhkan lawan bicara.
e. Keberadaannya menimbulkan ketegangan, rasa sakit, cemas dan perasaan bersalah pada orang lain atau lawan bicaranya.
Orang yang berberilaku agresif memiliki kecenderungan kuat untuk:
a. Mengutamakan kepentingan, kebutuhan dan perasaan diri sendiri, atau bersifat egosentris.
b. Mengabaikan hak dan perasaan orang lain karena sulit untuk bisa berempati dengan orang lain.
c. Menggunakan segala cara, verbal dan non verbal, misal berbicara sinis dan kasar.
Orang dengan perilaku agresif hanya perduli dengan tercapainya tujuan
diri. Ciri fisik dalan berkomunikasi ditandai dengan komunikasi verbal
dan non verbal seperti: suara keras, nada kasar, mata melotot, jari
tegang.
Beberapa contoh kalimat yang diucapkan oleh kelompok perilaku agresif antara lain:
- Halah, begini saja tidak bisa!
- Dasar Bodoh!
- Pasti kamu tidak percaya!
- Saya yakin kamu tidak mampu!
- Diam, memangnya kamu ini siapa!
PERILAKU SUBMISIF
Seseorang yang berperilaku submisif memiliki kecenderungan menerima
pandangan, harapan dan perasaan pihak lain, "selalu mengalah” dan
mengorbankan kepentingannya sendiri karena takut menyakiti perasaan
orang lain dan merusak hubungannya. Tidak berani menyatakan perasaannya
sendiri, kebutuhannya maupun haknya, mengindari konflik, dikuasai rasa
takut, merasa bersalah, tertekan berhubungan dengan orang lain, dan
cenderung berekasi dibelakang.
Sesorang yang berperilaku submisif akan tampak
- Menjadi orang yang menyerah pada permintaan orang lain atau susah
menolak permintaan orang lain, – Menomor duakan kebutuhan , perasaan
diri pribadi
- Menganggap diri lebih rendah dari orang lain
Sehingga orang dengan perilaku submisif akan menghindari menyakiti atau
membuat marah orang lain, berusaha memperoleh persetujuan orang lain.
Tanda non verbal atau fisik yang tampak yaitu:
- Selalu ragu ragu
- Suara pelan
- Kontak mata sedikit atau tidak berani menatap lawan bicara secara lama
- Tampak selalu grogo atau ‘nervous’
- Tangan mencari pegangan atau pada wanita biasanya meremas-remas tissue, saputangan, atau ujung baju
- Bahu turun, lengan melintang di depan tubuh untuk melindungi diri
Contoh kalimat yang diucapkan oleh orang berperilaku submisif antara lain:
- Maaf kalau saya mengganggu waktu anda, tapi…
- Ini pendapat pribadi saya, mohon maaf jika salah.
- Bila memang demikian pendapat anda, saya ikut saja.
- Terserah anda, saya ngikut aja deh.
PERILAKU ASERTIF
Seseorang yang berperilaku asertif memiliki cara berkomunikasi yang
singkat, jelas, terbuka, jujur, memperhatikan dan menghargai hak dan
perasaan orang lain, namun tetap memperhatikan kebutuhan dan perasaan
diri sendiri.
Seseorang yang berkomunikasi secara asertif akan dapat:
- menumbuhkan sikap saling menghargai,
- memberi umpan yang membangun,
- menghadapi taktik manipulatif secara positif,
- menangani konflik secara positif dan efektif
- menyatakan "tidak" tanpa menyinggung..
Pola pikir orang dengan perilaku asertif yaitu:
- Percaya, menghormati diri dan orang lain
- menekankan penyelesaian masalah secara efektif
Cara berkomunikasi asertif akan tampak dari:
- Suara sedang, namun tegas
- menatap langsung,
- tidak mendominasi
- ekspresi wajah dan postur relaks
Berikut contoh kalimat yang disampaikan oleh orang yang berkomunikasi secara asertif
- Saya rasa ……., bagaimana menurut anda?
- Saya kira pendapat anda bagus sekali, saya bisa tambahkan ide tersebut dengan…
- Terimakasih atas penawaran anda, saya akan mempertimbangkannya
- Saya senang bertemu anda, dan saya berharap anda tidak terganggu dengan kedatangan saya.
- Usul anda bisa saya terima, namun saya akan lebih senang jika anda melengkapinya dengan ….
- Maaf kali ini saya sedang banyak pekerjaan, saya berharap berikutnya dapat membantu anda lebih baik lagi.
- Saya rasa ide anda patut dipertimbangkan, mari kita coba lihat bersama-sama dari sudut pandang yang berbeda.
D. SETIAP CARA ADA WAKTUNYA
Dibagian awal saya sempat mengutarakan bahawa cara berkomunikasi
tersebut bisa bersifat kondisional atau sesuai dengan kondisi yang kita
hadapi pada saat itu. Namun sebuah cara berkomunikasi yang sama dan
dipakai pada kondisi apa saja sudah menunjukkan bagaimana perilaku anda
dalam berkomunikasi.
Jika perilaku kita biasanya berkomunikasi dengan cara asertif, namun
suatu saat kita berhadapan dengan seseorang yang sulit untuk diberi
pemahaman secara "biasa”. Maka menunjukkan kemarahan dan berkomunikasi
secara agresif mungkin juga diperlukan bahwa kita serius. Seseorang
wanita yang dilecehkan secara verbal pada awalnya bisa mengungkapkan
ketidaksukaannya kepada si pelaku dengan mengatakan dengan sopan "Maaf,
saya merasa tidak nyaman dengan kata-kata anda tadi”. Namun ketika
ketika si pelaku tidak menghentikan perbuatannya, si wanita bisa
menggunakan cara komunikasi agresif dengan meninggikan suara, wajah
serius dengan mata dibuka lebar sambil berkata "saya rasa perbuatan anda
telah melecehkan saya, mohon hentikan”.
Label si pemarah, si penyabar, si ramah, dan si.. si.. lainnya akan
tergantung dari bagaimana kebiasaan anda dalam menggunkan cara
komunikasi tersebut diatas. Jadi, label apa yang orang lain sematkan
pada anda? Cara komunikasi mana yang sering anda gunakan? Selalu ada
waktu untuk meperbaiki diri dan cara kita berkomunikasi dengan orang
lain kawan. Itulah modal bagi anda untuk bisa menciptakan, membangun,
dan mempertahankan hubungan dengan orang lain.
TUGAS UNTUK ANDA
Atasan anda meminta anda untuk mengerjakan pekerjaan yang tidak ada
hubungannya dengan urusan pekerjaan kantor. Anda tidak suka dengan
tugas-tugas yang bersifat pribadi tersebut. Buatlah kalimat efektif
untuk menolak semua tugas pribadi yang anda terima. Gunakan perbandingan
cara berkomunikasi agresif, submisif, dan asertif dari kasus tersebut.
|